Assalamu’alaikum
Kali ini
saya akan membahas tentang masalah mimpi. Kebanyakan orang pasti pernah
bermimpi, bahkan untuk sebagian orang mimpi itu datang setiap kali ia tidur. Mungkin
banyak orang penasaran dengan arti dari mimpinya tersebut dan mencari-cari
tafsirannya. Alhasil mereka merasa senang jika makna mimpinya baik, tetapi
berubah menjadi galau jika makna mimpinya itu buruk. Banyak orang yang
bertanya-tanya apakah benar mimpi itu bisa ditafsirkan?!
Seperti
yang saya dapat dari beberapa artikel di internet. Di dalam islam, mimpi bisa
ditafsirkan jika memenuhi beberapa syarat diantaranya: sebelum tidur kita berwudhu dan
mimpi terjadi 3/4 malam.
Ada beberapa tanda-tanda mimpi yang Benar
1.
Bersih dari mimpi
kosong, bayangan-bayangan yang menakutkan dan meresahkan.
2.
Dapat dipahami ketika
terjaga. Yang bermimpi tidak melihat dalam tidurnya sesuatu yang bertolak
belakang, seperti mimpi melihat orang berdiri dalam keadaan duduk.
3.
Tidur dalam keadaan
pikirannya jernih, tidak disibukkan oleh satu persoalan pun. Karena pada
umumnya, mimpi orang yang seperti ini adalah karena bisikan jiwanya
(angan-angannya) sebelum tidur. Misalnya dia dalam keadaan haus lalu tertidur
dan dalam tidurnya dia mimpi sedang minum. Atau lapar lalu mimpi sedang makan
dan sebagainya.
4.
Mimpi tersebut dapat
dita’wil dan sesuai dengan yang ada di dalam Lauhul Mahfuzh. Kalau mimpi itu
kadang terlihat begini atau kadang begitu, maka itu tidaklah dinamakan mimpi
yang baik dan benar. Karena mimpi yang benar itu harus tersusun rapi yang
sesuai dan memungkinkan untuk dita’wilkan (ditafsirkan).
Mimpi yang dilihat seseorang dalam
tidurnya itu ada tiga macam:
1.
Mimpi yang benar lagi baik.
Inilah mimpi yang dikabarkan oleh Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai satu dari 46 bagian kenabian. Secara
umum, mimpinya itu tidak terjadi di alam nyata. Namun terkadang pula terjadi
persis seperti yang dilihat dalam mimpi. Terkadang terjadi di alam nyata
sebagai penafsiran dari apa yang dilihat dalam mimpi. Dalam mimpi ia melihat
satu permisalan kemudian ta’bir dari mimpi itu terjadi di alam nyata namun
tidak mirip betul. Contohnya seperti mimpi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
beberapa waktu sebelum terjadi perang Uhud. Beliau mimpi di pedang beliau ada
rekahan/retak dan melihat seekor sapi betina disembelih. Ternyata retak pada
pedang beliau tersebut maksudnya adalah paman beliau Hamzah radhiyallahu ‘anhu
akan gugur sebagai syahid. Karena kabilah (kerabat/keluarga) seseorang
kedudukannya seperti pedangnya dalam pembelaan yang mereka berikan berikut
dukungan dan pertolongan mereka terhadap dirinya. Sementara sapi betina yang
disembelih maksudnya adalah beberapa sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum akan
gugur sebagai syuhada. Karena pada sapi betina ada kebaikan yang banyak,
demikian pula para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Mereka adalah orang-orang yang
berilmu, memberi manfaat bagi para hamba dan memiliki amal-amal shalih.
2. Mimpi yang dilihat seseorang dalam
tidurnya sebagai cermin dari keinginannya atau dari apa yang terjadi pada dirinya dalam hidupnya.
Karena kebanyakan manusia memimpikan
dalam tidurnya apa yang menjadi bisikan hatinya atau apa yang memenuhi
pikirannya ketika masih terjaga (belum tidur) dan apa yang berlangsung pada
dirinya saat terjaga (tidak tidur). Mimpi yang seperti ini tidak ada hukumnya.
3.
Gangguan dari setan yang bermaksud
menakut-nakuti seorang manusia, karena setan dapat menggambarkan dalam tidur
seseorang perkara yang menakutkannya, baik berkaitan dengan dirinya, harta,
keluarga, atau masyarakatnya.
Hal ini dikarenakan setan memang gemar
membuat sedih kaum mukminin. Setiap perkara yang dapat menyusahkan seseorang
dalam hidupnya dan mengacaukan kebahagiaan hidupnya merupakan target yang
dituju oleh setan. Ia sangat bersemangat untuk mewujudkannya, baik orang yang
hendak diganggunya itu tengah terjaga atau sedang larut dalam mimpinya.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk para pembaca sekalian.
Sources: